Judul Buku | Ayat-Ayat Cinta |
Pengarang | Habiburrahman El Shirazy |
Penerbit | Republika dan Pesantren Basmala Indonesia |
Harga Buku | Rp. 52. 000,00 |
Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik adalah sosok yang sangat brilliant dimana beliau mampu mempesona semua umat melalui tulisannya , bukan hanya sekedar cerita namun beliau juga memberikan nilai dakwah. Dari masa SMA Kang Abik telah menulis Naskah Teatrikal Puisi dan memenang sejumlah lomba membaca puisi dan pidato hingga diperkuliahan Kang Abik tetap berkarya dan aktif dalam organisasi serta di tambah kegiatan menerjemah buku bahasa arab. SebelumAyat – Ayat Cinta ini saja, Dosen UMS Surakarta lulusan Jurusan Hadis Universitas Al-Ahzar kairo ini telah mengarang berapa buku seperti Ketika Cinta Berbuah Surga, Pudarnya Pesona Cleopatra, di Atas Sejadah Cinta, dan sekarang novel terbarunya yaitu Ketika Cinta Bertasbihyang juga di filmkan sepertiAyat – Ayat Cinta.
Novel ini bercerita tentang seorang santri bernama Fahri yang sedang menuntut ilmu di Mesir dan terlibat dalam kehidupan percintaan yang rumit dikarena pribadinya yang mempesona, Fahri telah mengkhitbah seorang wanita bernama Aisyah yang sangat ia cintai walau mereka memiliki perbedaan budaya, Fahri yang berasal dari Indonesia dan Aisyah yang berasal dari Jerman. Namun tanpa di sangka ternyata Maria seorang pemeluk Kristen Koptik tetangga Apartement Fahri juga terpesona akan kebaikan Fahri belum berhenti sampai di situ ada gadis mesir bernama Noura yang juga tertarik dengan Fahri dan karena hasratnya justru malah memfitnah Fahri hingga harus masuk penjara.
Hidup Fahri seketika hancur karena Noura yang tak pernah disangka akan membalas kebaikan Fahri yaitu menyelamatkan dia dari Ayah yang Bengis malah memfitnah dan menuduh Fahri memperkosa Noura, untuk terbebas dari jerat hukum Fahri membutuhkan Maria sebagai saksi kunci namun Maria pun sedang dalam keadaan sekarat dalam patah hati karena Fahri telah menikah dengan Aisya.
Dalam novel ini lah diceritakan bagaimana Cinta karena Allah bukan hanya saling memiliki di dunia namun juga bagaimana agar cinta itu membuat saling memiliki di akhirat kelak. Bukan hanya sekadar keegoisan yang akan membawa pada kehancuran tapi saling mengasihi seperti yang ditunjukkan oleh Aisya dan perasaan Cinta itu dalam seperti yang ditunjukkan oleh Maria.
Buku ini memang sangat bagus isi ceritanya, isinya tidak hanya menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat sederhana tapi juga mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya benar-benar untuk Allah S.W.T. "Bila kita memperjuangkan hidup kita di jalan Allah, niscaya kita akan diselamatkan oleh Allah dan doa Rasul kita Muhammad S.A.W dari mala petaka sedahsyat apapun." Buku ini tidak hanya melarutkan kita akan kata-kata indah yang terkandung di dalamnya tapi juga mengajarkan kita cara berdakwah yang baik, cara menata hidup yang rapi dan selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Dengan membaca buku ini, kita yang tadinya belum mengerti akan dakwah Islam akan jadi mengerti. Buku ini juga bisa merubah kehidupan seseorang yang awal mulanya menyia-nyiakan waktu hanya untuk duniawi hijrah kedalam hidup nan indah yang tidak bisa diuntaikan satu persatu oleh kata-kata
Kelebihan pun terlihat dalam tata bahasa dimana penulis sangat jenius dalam menggambarkan Kairo dengan cukup detil. Tidak perlu dengan pendekatan geografi yang mendetil dan membuat bosan, namun hanya dengan perjalanan sang tokoh dalam novel. Seperti misalnya melewati jembatan sungai Nil, stasiun bawah tanah, naik metro, pergi ke Masjid, kampus, ataupun kompleks-kompleks mahasiswa yang ada di sana. Cerita yang mendetil tentang setting Kairo tersebut benar-benar membuat pembaca seperti melakukan perjalanan sesungguhnya ke Kairo.
Buku ini sangat di anjurkan untuk menghangatkan jiwa dimana membaca novel ini seperti membuka cakrawala kehidupan islami dan mempertebal iman dan takwa serta akidah bagi muslim, maka tidak salah novel ini disebut novel pembangun jiwa.