12 Maret 2013

Tinutuan or Bubur Manado

Ceritanya dimulai dari kemarin malam hmm tanggal 11 Maret 2013, rekan saya si Indri Sukmawati kedatangan mamanya  dari Gorontalo, eh gak deh beliau berangkat naik pesawat dari Manado :D jadilah hari senin kita berkumpul bersama semua beramai-ramai untuk makan-makan.

Definisi makan-makan aja udah cukup spesial karena suasananya eh ditambah special edition dimasakin masakan daerah yang namanya bubur manado atau tinutuan, jujur aku pas ngeliat olahannya sayur semua agak merinding dan Emir ngelihat kombinasi pisang goreng plus sambal gak kalah khusyuk buat ngucapin Bismillah sebelum makan, tapi suapan pertama wuiiiiih subhanallah yummyy banget *asal gak kemakan sayur aja buat aku.

Photonya dari google ... kmarin klewat tersepona :D

Tinutuan atau Bubur Manado adalah makanan khas Indonesia dari Manado, Sulawesi Utara.Ada juga yang mengatakan tinutuan adalah makanan khas Minahasa, Sulawesi Utara. Tinutuan merupakan campuran berbagai macam sayuran, tidak mengandung daging, sehingga makanan ini bisa menjadi makanan pergaulan antarkelompok masyarakat di Manado. Tinutuan biasanya disajikan untuk sarapan pagi beserta berbagai pelengkap hidangannya.
Bahan pembuatan tinutuan sederhana. Tinutuan merupakan campuran berbagai macam sayuran yaitu labu kuning yang juga disebut sambiki, beras, singkong, bayam, kangkung, daun gedi, jagung, dan kemangi.
Tinutuan, di Manado, disajikan dengan perkedel nike, sambal roa (rica roa, dabu-dabu roa), ikan cakalang fufu atau tuna asap, dan perkedel jagung. Tinutuan juga bisa disajikan dicampur dengan mi atau dengan sup kacang merah yang disebut brenebon. Tinutuan yang disajikan bersama mi disebut midal, dimana akhiran dal tersebut berasal dari kata pedaal yakni nama lain untuk tinutuan khusus di wilayah Minahasa Selatan yang merupakan wilayah subetnis Tountemboan di Minahasa. - Wikipedi

Jadi kesimpulannya yang saya makan semalam beneran asli adalah tinutuan atau bubur manado soalnya sayurnya itu loh ada semua banyaaak banget dan jujur sampai bingung nepiinya dan akhirnya saya hibahkan pada rekan saya Emir hhe,, untuk rasanya agak-agak manis dan asem plus pedasnya dabu-dabu/sambal dikasih minyak goreng *Bener gak ya??? plus disebut juga midal soalnya makan tinutuan itu bareng mie yang bikin tambah yummy.. hmm untuk lauk sendiri seperti dijabarkan diatas kita makan pakai pisang goreng yang bentuknya kayak bakwan soalnya itu pisang dipotong dadu, beda seperti biasanya *lupa nanya men nama pisangnya -,-

Sayangnya kurang informasi mengenai ini makanan *gak sempet nanya ke mama Indri soalnya keasikan becanda dan bullying :P , tapi menurut lidahku yang melayu tulen rasanya yaaah masih bisa ditolelir alias enaaak :D, silakan mencoba dan silakan googling lebih lanjut buat yang penasaran

2 komentar:

  1. Saya bukan berasal dari Sulawesi, tapi sewaktu saya kecil, Ibu gemar memasak santapan ini. Seingat saya, dulu itu buburnya dicampur dengan kangkung, jagung, labu, dan ikan asin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal :)

      iya yang kemarin saya makan juga ada kangkung, jagung dan labu.. cuman sepertinya gak ada ikan asinnya :)

      Hapus

Variabel : KAMMI dan FH UB (Perspektif Saya) Kaitan Kepentingan

Saya ingin menulis sedikit tentang ketakutan tentang “kepentingan” yang berada di FH UB, ada sebuah statement menarik di ask.fm sesungguhny...