Tabiat rakyat menentukan jenis kepemimpinan mereka: rakyat yang mencari seorang raja akan mendapatkan raja, dan rakyat yang menantikan khalifah akan menemukan khalifah... sabda rasul : seperti apa kondisi kalian, seperti itulah pemimpin yang dikuasakan untuk kalian
Sebuah pengantar tulisan dari kutipan buku dari Gerakan ke Negara karangan Anis Matta cukup buat saya berpikir sedikit lebih keras, pemimpin adalah cerminan rakyat karena bukankah pemimpin itu tumbuh dari lingkungan rakyat dan dulu dia adalah seorang rakyat. Bagaimana sosok pemimpin ketika rakyatnya mulai menentukan sebuah pilihan untuk tidak ikut aktif, menjadi golongan putih (golput) ??
Golput atau golongan putih ini istilah yang muncul pertama kali menjelang Pemilu 1971, dalam bahasa Inggris Golput itu Abstain yaitu tindakan untuk tidak memilih dengan tidak menggunakan suaranya. Seseorang yang melakukan golput bisa dengan berbagai cara dari tidak datang pemilu, memberikan suara yang tidak valid, intinya sih suara dari mereka adalah KOSONG
Golput juga memiliki klasifikasi yaitu yang pertama golput aktif merupakan protes bahkan dimaknai sebagai punishment dari proses politik yang sedang berjalan. Golput kritis, cenderung tidak memilih karena melihat kandidat yang tampil diyakini tidak mampu melakukan perubahan yang signifikan. Sedangkan yang kedua golput apatis, cenderung kecewa dengan “pesta obral janji”. Dan golput pasif, tidak didasarkan pada kesadaran atau tidak memiliki keterkaitan dengan makna politis.
Menurut Rosenberg ada tiga faktor yang mempengaruhi seseorang menghindarkan diri dari kehidupan politik. Pertama, karena ketakutan akan konsekuensi negatif dari aktivitas politik. Kedua, karena orang beranggapan bahwa partisipasi dalam kehidupan politik adalah kesia-sian, karena partisipasi politik tidak mempengaruhi proses politik. Ketiga, karena tidak adanya perangsang untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik (Maran, 2001).
Penjabaran penyebab seseorang melakukan golput dalam pemilu adalah :
- Merupakan tindakan sadar untuk tidak memilih (golput) karena golput sebagai pilihan politiknya karena kurangnya kepercayaan terhadap calon kandidat.
- Sebagai bentuk protes masyarakat dan keputus asaan masyarakat dengan janji pemerintah yang tidak pernah direalisasi. Sehingga rakyat terlanjur pesimis.
- Kurangnya informasi tentang pemilu, yang disebabkan kurangnya sosialisasi tentang pemilu;
- Adanya upaya dari pihak tertentu, yang sengaja atau tidak sengaja, yang sifatnya menghalangi atau membuat seseorang sulit/tdk dapat menggunakan hak pilihnya.
Golput jadi hak setiap warga negara dan merupakan sikap serta pilihan yang sah dalam demokrasi, tapi menurut saya golput jelas bukanlah tindakan bertanggung jawab karena golput itu sesungguhnya sangat dekat dengan apatisme dan ketidakpedulian, padahal tanpa suarapun tetap menentukan siapa pemimpinnya. jadi alangkah lebih baik kalau suara kita sebagai warga negara digunakan sebaik-baiknya untuk menapaki masa depan bernegara.
Golput memang pilihan tapi sekali lagi walau dia pantas untuk dihargai, Golpun bukan pilihan terbaik dalam proses pemilu. karena dalam peta perpolitikan dan kawan-kawan bahwa diam bukanlah suatu tindakan yang tepat untuk sebuah perubahan dan perbaikan :)
Mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang akan menarik keluar yang terbaik dari mereka,
Berbagi senyum kecil dan pujian sederhana mungkin mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa, atau membuat sekeping hati kembali percaya, bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik -Salim A. Fillah
Perlakukan seseorang sebagaimana dia tampak saat ini, dan kau akan menjadikannya lebih buruk, Perlakukan seseorang seolah-olah dia telah menggapai potensinya dan mewujudkan citanya, kau akan menjadikan dia sebagaimana mesti.-Von Goethe
P.S : Mohon maaf untuk tulisan yang terkesan kurang berbobot,, *Sumber for everywhere
Tidak ada komentar:
Posting Komentar