Semoga selalu dalam Kebahagiaan
Semalam sehabis jalan-jalan santai akhirnya benar-benar sempat mampir ke salah seorang bapak penjual mainan kayu didaerah MOG Malang, niatnya mau beli masing-masing tapi ternyata ekonomi belum memadai hehe jadinya malah aku yang dapat kado mainan ini, dipilih langsung dari tangan si bapak setelah kita sibuk milih-milih dari pajangan.
Aku pernah menulis tentang "Kebahagiaan" atau di "Are You happy?" dan banyaklah mungkin diposting aku share tentang rasa bahagia itu. Kini ditengah diri yang terus bergejolak dalam ketidakstabilan termakan penyakit hati *duile bahasa mu yat hhe... Aku diajarkan lagi tentang kebahagiaan yang aku jabarkan beberapa point, aku diajarkan lewat moment sebuah mainan kayu yang berbentuk pesawat terbang :)
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“
Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria. (HR. Muslim)
Seingatku seorang penulis pernah menuangkan sebuah gagasan terkait hidup bahagia adalah dimulai dari cara kamu berusaha menunjukkannya, yakni dimulai dari hal paling sederhana yaitu mengukir senyum diwajahmu... hmm meski ada tangis bahagia tapi aku rasa senyum tak pernah terbantahkan sebagai bagian dari kebahagiaan.
Senyum si bapak ketika kita memberhentikan motor, senyum si bapak saat menyodorkan mainan dan menerima uang, senyum si bapak dan bersama anak gadis mungkin anaknya beliau ketika menggodaku dan temanku "wah dari jawa keluar jawa ya :D", senyum mas ketika memberikan mainan pesawat tersebut, senyumku yang akhirnya tidak berhenti senang, memainkan pesawat ini tertiup angit dimotor
Simple :) memang terkadang hadiah, pemberian seperti sampainya mainan pesawat ini ketanganku... membahagiakan, dan aku jadi ingin mencoba lebih... lebih banyak memberi, bismillah
Aku pernah menulis tentang "Kebahagiaan" atau di "Are You happy?" dan banyaklah mungkin diposting aku share tentang rasa bahagia itu. Kini ditengah diri yang terus bergejolak dalam ketidakstabilan termakan penyakit hati *duile bahasa mu yat hhe... Aku diajarkan lagi tentang kebahagiaan yang aku jabarkan beberapa point, aku diajarkan lewat moment sebuah mainan kayu yang berbentuk pesawat terbang :)
Senyum :
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“
Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria. (HR. Muslim)
Seingatku seorang penulis pernah menuangkan sebuah gagasan terkait hidup bahagia adalah dimulai dari cara kamu berusaha menunjukkannya, yakni dimulai dari hal paling sederhana yaitu mengukir senyum diwajahmu... hmm meski ada tangis bahagia tapi aku rasa senyum tak pernah terbantahkan sebagai bagian dari kebahagiaan.
Senyum si bapak ketika kita memberhentikan motor, senyum si bapak saat menyodorkan mainan dan menerima uang, senyum si bapak dan bersama anak gadis mungkin anaknya beliau ketika menggodaku dan temanku "wah dari jawa keluar jawa ya :D", senyum mas ketika memberikan mainan pesawat tersebut, senyumku yang akhirnya tidak berhenti senang, memainkan pesawat ini tertiup angit dimotor
Pemberian Hadiah itu bisa membahagiakan :
Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (HR. Thabrani)
Dari Anas bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (Thabrani)
Dari Thabrani meriwayatkan, dari Aisyah ra. bahwa, “Biasakanlah kamu saling memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai.”Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Dari Anas bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (Thabrani)
Dari Thabrani meriwayatkan, dari Aisyah ra. bahwa, “Biasakanlah kamu saling memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai.”Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Simple :) memang terkadang hadiah, pemberian seperti sampainya mainan pesawat ini ketanganku... membahagiakan, dan aku jadi ingin mencoba lebih... lebih banyak memberi, bismillah
Semalam itu sebenarnya ada satu pelajaran lagi yang bisa aku tangkap, bahwa merutuki hanya membuat semuanya bertambah buruk, Aku melihat bagaimana si bapak mampu berbagi kebahagian tetap tersenyum pada anaknya, si bapak bisa memilih kebahagian sendiri ketimbang menjebak diri dalam prahara. jadi inget juga dulu sempat ada tulisan begini : pengamen buta itu lebih memilih menyanyikan lagu gembira sambil berjoget karena menurutnya itu lebih berwarna ketimbang dia bermuram atau hanya berdiri dipojokan hanya dengan ember kecil, mengharap belas kasih. hmmm kadang memang keterbatasan yang mengajarkan kita untuk berlari melewati batas dan menemukan cakrawala, tapi kemapanan cenderung membuat kita lena dan lupa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar