11 Oktober 2011

Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa

Manusia dapat dipandang dari berbagai segi seperti dalam ilmu esakta manusia dipandang sebagai kumpulan partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki manusia (ilmu kimia), manusia merupakan sekumpulan sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan energi (ilmu fisika), manusia adalah makhluk hidup yang tergolong mamalia (ilmu biologi). dalam ilmu sosial manusia adalah makhluk yang ingin meperoleh keuntungan dan memperhitungkan hal yang dia lakukan atau disebut homo economicus dan manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dalam ilmu sosiologi, manusia selalu menginginkan kekuasaan dalam ilmu politik, manusia adalah makhluk berbudaya disebut homo humanus dalam ilmu filsasfat.

hakekat manusia adalah sebagai makhluk ciptaan tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagi satu kesatuan, merupakan makhluk ciptaan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lain, makhluk hayati berbudaya, terikat dengan lingkungannya memiliki martabat dan kualitas karena kemampuannya untuk bekerja.

Kebudayaan kata dasarnya budaya berasal dari bahasa sanskerta “budhayah” yang artinya budi dan akal. Dalam bahasa latin berasal dari kata “colere” yang artinya mengolah tanah. Kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya.

Menurut E. B. Taylor (1871) kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi kebudayaan adalah semua hasila karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dengan demikian kebudayaan mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, maupun yang non material.

Secara praktisnya kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama. Sistem nilai dan gagasan itu memberikan pola untuk bertingkah laku kepada masyarakatnya, atau dengan kata lain, memberi seperangkat model untuk bertingkah laku.

Unsur-Unsur Kebudayaan
Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada 7 unsur kebudayaan universal, yaitu :
  • Sistem religi (sistem kepercayaan)
  • Sistem organisasi kemasyarakatan
  • Sistem pengetahuan
  • Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
  • Sistem teknologi dan peralatan
  • Bahasa, dan Kesenian

Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai 3 wujud, yaitu :
  • Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapt dilihat, dan berpusat pada manusia yang menganutnya, dengan kata lain dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.

  • Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau diobservasi.

  • Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuaannya.

Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan sebagai hasil karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961), sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
  • Hakekat Manusia
  • Hakekat Karya Manusia
  • Hakekat Waktu Manusia
  • Hakekat Alam Manusia
  • Hakekat Hubungan Manusia
  • Kaitan Manusia Dengan Kebudayaan

Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Dengan demikian dapat disimpulkan manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.

Dari sisi lain, hubungan manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat, yang dinyatakan sebagai dialektis, karena terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu :

  • Eksternalisasi
Yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.

  • Obyektivasi
Yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi, bahkan membentuk perilaku manusia.

  • Internalisasi
Yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing dan teralinasi.

source : eLearning Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Variabel : KAMMI dan FH UB (Perspektif Saya) Kaitan Kepentingan

Saya ingin menulis sedikit tentang ketakutan tentang “kepentingan” yang berada di FH UB, ada sebuah statement menarik di ask.fm sesungguhny...