11 Oktober 2011

Internalisasi Remaja


Masa Remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa secara psikologis dimana Remaja mungkin berada dalam kondisi anomi (kondisi tanpa norma), orientasi mendua (orientasi yang bertumpu pada orang lain)

Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek

Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.

Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Pengertiannya akan “siapa aku” yang dipengaruhi oleh pandangan orang-orang sekitarnya serta pengalaman-pengalaman pribadinya akan menentukan pola perilakunya sebagai orang dewasa. Pemantapan identitas diri ini tidak selalu mulus, tetapi sering melalui proses yang panjang dan bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode ini sebagai masa-masa storm and stress.

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

  • Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  • Ketidakstabilan emosi.
  • Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
  • Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
  • Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
  • Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
  • Senang bereksperimentasi.
  • Senang bereksplorasi.
  • Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
  • Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.


Sehingga dalam menangani remaja agar tidak terjerumus kedalam jalan yang salah diperlukan :
  • peran dari teman sepermainan yang berasal dari lingkungan yang baik dan edukatif, hal ini dikarenakan dalam masa remaja sosok seorang teman dianggap sebagai hal terpenting, dalam kondisi ini loyalitas dan solidaritas sangat dijunjung tinggi.
  • Pemberian kesempatan pada remaja untuk berkembang dan berargumen, hal ini dikarenakan pada  masa ini, sosok remaja telah menganggap dirinya sebagai orang dewasa dan telah layak untuk diberi kepercayaan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri
  • Pengaktifan fungsi keluarga, mulai dari fungsi proteksi, fungsi kontrol, fungsi sosialisasi dan fungsi afeksi, sehingga remaja merasa memiliki pegangan untuk bersandar
  • Pengaktifan fungsi agama, dimana agama merupakan pegangan pasti dalam hati sanubari setiap manusia, karena agama merupakan kepercayaan
  • Pengaktifan fungsi hukum agar idenditas remaja menjadi kokoh. sehingga remaja dapat berpikir sebelum bertindak karena semua tindakan pasti ada konsekuensinya, hal yang salah pasti akan menerima sanksi tanpa pandang bulu
               http://id.wikipedia.org/wiki/
               http://elearning.gunadarma.ac.id/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Variabel : KAMMI dan FH UB (Perspektif Saya) Kaitan Kepentingan

Saya ingin menulis sedikit tentang ketakutan tentang “kepentingan” yang berada di FH UB, ada sebuah statement menarik di ask.fm sesungguhny...